Dinas Kesehatan Kota Medan mencatat, sepanjang September 2015 sekurang-kurangnya terdapat 151 balita di Medan terserang infeksi peradangan pada paru-paru, atau disebut Pneumonia.
Kepala Seksi Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Medan Pocut Fatimah Fitri mengatakan bahwa jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan pada bulan sebelumnya. Dimana pada Juli terdapat 150 kasus balita dan Agustus 2015 sebanyak 154 balita yang terserang Pneumonia.
"Kalau sudah anak pilek, jangan disepelekan langsung bawa ke layanan kesehatan terdekat. Cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah memberikan makan anak," ungkapnya, Kamis (22/10/2015).
Dia mengatakan, bila balita mulai terserang Pneumonia maka harus diberikan makanan yang bergizi dan beristirahat secukupnya. Akan sangat fatal bila penyakit tersebut tidak langsung diatasi, apalagi jika sudah terserang sesak nafas.
Di tengah kabut asap yang melanda Kota Medan dalam kurun waktu dua bulan ini, katanya, masyarakat terutama manula dan balita harus memiliki kebersihan secara ekstra.
Pengamat kesehatan Khairul Yoel mengatakan, penyakit Pneumonia atau radang paru-paru pada balita bisa berakibat fatal, bahkan menyebabkan kematian. Pneumonia bisa dicegah dengan menghilangkan faktor risikonya.
"Faktor risikonya itu, diantaranya kurangnya nutrisi karena ini bisa membuat kekebalan tubuhnya kurang. Kemudian imunisasi yang tak lengkap, kurang gizi dan kurangnya vitamin. Kemudian polusi udara seperti kabut asap, asap rokok, asap pabrik atau debu," katanya.
Untuk itu, diharapkan orang tua dapat memenuhi kebutuhan bayi tersebut dengan memberi ASI yang cukup, makanan yang bergizi, vitamin, istirahat yang cukup.
Kemudian, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, mengenakan masker pada bayi dan saat keluar rumah harus dilakukan secara disiplin.